Sebuah Penantian

Author : sparkdey

Cast : Lucas (NCT) & Eunha (GFriend)

Genre : Romance

***

Hari ini merupakan hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Eunha. Perempuan yang memiliki nama lengkap Jung Eunbi itu akan dipinang oleh lelaki idamannya, Lucas. Jantung Eunha berdebar-debar dengan cepat seperti dikejar oleh sekelompok anjing galak.

“Kamu tidak apa-apa?” Eunha melirik ke arah cermin dihadapannya lalu tersenyum sebagai tanda bahwa ia baik-baik saja.

Eunha melirik ke Ibunya, kemudian bertanya, “Ibu, apakah perasaan Ibu seperti ini sewaktu menikah dengan Ayah?” 

Wanita itu tersenyum lalu menjawab, “iya nak, Ibu sangat tahu bagaimana perasaanmu saat ini, tetapi kamu harus bersikap tenang dan lupakan segala fikiran negatifmu.”

Suara ketukan pintu terdengar. Itu adalah sebuah pertanda bahwa upacara pernikahan akan segera dimulai. Wanita itu menghampiri putrinya lalu memeluknya erat, “setelah ini kamu akan menjadi istri seseorang, mulailah bersikap dewasa terlebih lagi calon suamimu umurnya lebih muda darimu.” 

Eunha melangkah keluar dari ruang rias pengantin wanita. Berjalan berdampingan bersama Ayahnya menuju tempat diadakannya janji seumur hidup dihadapan Tuhan.

Dari kejauhan Lucas sudah melihat calon mempelai wanitanya, wanita yang sudah ia tunggu-tunggu sejak lama. Dan wanita itu kini sudah berdiri di sampingnya, menatapnya dengan penuh kasih sayang. Tak lupa dengan senyuman itu, senyuman khas yang selalu membuat Lucas rindu akan wanita ini.

Acara mengucap janji seumur hidup sudah Lucas ucapkan dengan lancar. Wanita itu kini sudah sah menjadi milik Lucas seutuhnya dan seluruh tanggung jawab orang tua wanitanya sudah berpindah kepada dirinya. Ya, Lucas harus bertanggung jawab akan hidup dan segalanya untuk wanita yang dicintainya.

Lucas mencium dahi Eunha dengan penuh kasih sayang, menatapnya dengan tatapan yang sangat teduh dan penuh kasih sayang. Janji-janji yang mereka buat sebelum hari ini lunas sudah.

“Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku, Eunha.”

“Aku juga mencintaimu dengan sepenuh hatiku, Lucas.”

Acara dilanjutkan dengan makan-makan bersama keluarga dan kerabat terdekat, tidak lupa untuk berfoto-foto bersama. Raut wajah Lucas dan Eunha selalu tersenyum, menunjukkan kebahagiaan dan sebuah keberhasilan yang telah mereka capai. 

Keesokan harinya Lucas dan Eunha berencana untuk pergi bulan madu ke Pulau Jeju. Eunha telah menyiapkan beberapa pakaian untuknya dan juga Lucas di dalam koper. Lucas pun menyiapkan kameranya.

“Sayang, jangan lupa kacamata hitamku ya!” seru Eunha.

Lucas memasukkan kacamata hitam milik Eunha ke dalam tas miliknya. Ia bercermin sambil tersenyum.

Tidak aku sangka sudah di tahap seperti ini. Bagaimana nanti kalau sudah memiliki anak ya? batin Lucas.

Lucas dan Eunha menaiki mobil menuju pelabuhan yang akan membawa mereka ke Pulau Jeju. Beruntung mereka hanya pergi selama 3 hari, jadi koper yang mereka gunakan cukup 2 saja dan juga tas kecil yang mereka gunakan di punggung mereka. Sepanjang perjalanan Eunha sangat manja pada Lucas. 

Beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sudah sampai di Pulau Jeju. Mereka berjalan menuju hotel yang sebelumnya sudah dipesan oleh Eunha. Mereka disambut oleh staff hotel yang sangat ramah dan diberikan pelayanan yang sangat baik.

Lucas dan Eunha sampai di kamar hotelnya dengan pemandangan yang sangat indah. Eunha tak berhenti tersenyum, ya Pulau Jeju adalah salah satu destinasi wisata yang sangat ia kunjungi dan baru bisa ia lakukan sekarang bersama dengan orang yang sangat spesial baginya.

Lucas berjalan menuju Eunha dan memeluknya dari belakang, kemudian ia membisikkan, “menikahimu adalah sebuah penantian panjang untukku. Apa kamu tahu bagaimana perjuanganku dahulu?”. Eunha hanya terdiam sebagai jawaban ia tidak tahu dan Lucas sudah paham akan sifatnya yang satu ini. Lucas melepaskan pelukannya lalu duduk di kasur.

“Kemarilah, duduk di sampingku,” pinta Lucas.

Eunha berjalan menghampiri Lucas dan duduk di sampingnya. Lucas mengenggam tangan Eunha dengan sangat erat lalu mencium tangannya. Ia menatap Eunha lalu mengelus rambutnya pelan.

Flashback dimulai…

Malam itu Eunha mengirimkan pesan kepada Lucas yang berisikan cerita tentangnya dan juga pasangannya. Namun, Lucas tak kunjung membalas pesannya. Tak ada pilihan lain selain menghubungi Lucas, ia menekan nama Lucas di ponselnya.

“Hallo?” sapa Lucas.

“Kamu sudah tidur ya?” Eunha berusaha menahan tangisnya.

“Ah belum tidur, ada apa?” 

Eunha tak kuasa menahan tangisnya dan menceritakan semua yang dialaminya kepada Lucas. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi.

“Sudah, jangan disesali. Lelaki seperti itu tidak pernah menghargai wanita. Tenang saja, kebahagiaan sudah ada di depan matamu, Eunha,” jelas Lucas.

“Terima kasih, Lucas. Kamu sudah menemaniku di saat seperti ini. Jadi… sebenarnya yang menjadi pasanganku, dia atau kamu?” Eunha berusaha menerka-nerka apa yang ada di dalam fikirannya.

“Hahaha tentu saja dia. Aku bukan siapa-siapa untukmu,” kata Lucas.

Di sisi lain Lucas merasakan sebuah kepedihan di hatinya. Ya, ia memendam rasa pada Eunha sudah cukup lama, selama 7 bulan ia memendamnya. Menurut penelitian, jika seseorang mencintai lawan jenisnya selama lebih dari 4 bulan maka ia benar-benar mencintainya. Dan itu yang dirasakan oleh Lucas, benar-benar mencintai Eunha tanpa Eunha tahu.

Beberapa minggu berlalu dan setiap malamnya Eunha selalu menceritakan tentang pasangannya kepada Lucas. Bahkan ia bercerita sampai tertawa dan menangis pada Lucas. Bagi Eunha, Lucas adalah seseorang yang paling peduli padanya. Sampai pada suatu hari teman Lucas menghubungi Eunha.

“Hallo?” sapa Eunha.

“Ini saya Jhonny teman Lucas, tolong jauhi Lucas. Saya merasa kasihan melihatnya selalu tidur pagi demi mendengarkan ceritamu tentang pasanganmu. Dan apa kamu tahu bahwa Lucas memendam perasaan padamu? Ia menyukaimu, tetapi ia memilih diam demi kamu tetap bahagia bersama pasanganmu. Tolong jauhi dia,” jelas Jhonny.

“O… ke,” tanpa sadar Eunha telah menyetujui untuk menjauhi Lucas namun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia merasakan sebuah kepedihan.

Sudah berhari-hari Eunha tidak menghubungi Lucas dan Lucas tetap menunggu Eunha. Terbangun di jam 2 pagi, melihat ponselnya lalu tidak ada satupun pesan dari Eunha, ia berfikir bahwa Eunha telah menjauhinya. Akhirnya, Lucas memberanikan diri untuk menghubungi Eunha terlebih dahulu.

“H–allo?” sapa Eunha.

“Aku menyukaimu, aku mencintaimu, jadilah pasanganku,” jelas Lucas tiba-tiba.

“M–aaf, tetapi aku baru saja putus, aku tidak bisa langsung membuka hati begitu saja pada siapapun… maafkan aku,” tolak Eunha.

“Baiklah. Yakinlah bahwa kebahagiaanmu berada di depanmu, Eunha,” Lucas mengulangi perkataannya dahulu lalu mengakhiri panggilannya.

Eunha tertunduk lesu, bagaimana tidak? Perasaannya tercampur antara; sedih dan bahagia. Ia menatap foto profil Lucas lalu meneteskan air mata. Ia tidak mengerti mengapa begitu pedih rasanya ketika Lucas mengutarakan perasaannya.

Setelah kejadian itu mereka saling menjaga jarak aman. Namun, perasaan Lucas untuk Eunha masih tetap ada sampai kapanpun. Tidak ada alasan apapun untuk menggoyahkan perasaannya. 

Sampai pada akhirnya Eunha menghubungi Lucas untuk pertama kalinya memberi kabar bahwa ia benar-benar sudah memutuskan hubungannya dengan pasangannya. Bagaimana perasaan Lucas saat itu? Senang? Tentu saja. Bahagia? Tentu saja. Akhirnya momen-momen yang ia tunggu datang kembali.

“Maaf Lucas, aku baru sadar bahwa kebahagiaanku berada di depan mataku, iya, kebahagiaanku adalah dirimu yang hadir kapanpun di saat apapun untukku,” jelas Eunha.

“Jadilah milikku,” pinta Lucas untuk kedua kalinya.

“Iya, aku mau menjadi milikmu,” Eunha sudah menetapkan hatinya untuk Lucas seorang, saat ini dan selamanya.

Flashback selesai…

“Seperti itulah perjuanganku dan penantianku yang cukup lama sampai akhirnya aku benar-benar memilikimu untuk selamanya. Terima kasih Eunha kamu sudah datang ke dalam kehidupanku, mengisinya dengan berbagai macam warna, dari yang gelap sampai terang. Terima kasih sudah mencintaiku dengan sepenuh hatimu dan menjaga dirimu juga hatimu untukku. Aku sungguh-sungguh mencintaimu, jadilah teman hidupku, temanku sampai surga.”

Lucas menatap Eunha dengan tatapan yang sangat teduh, tatapan yang penuh cinta mampu membuat pipi Eunha merah merona dan tersenyum tiada henti.

“Aku sudah menjadi teman hidupmu, sayang! Yuk, kita jadi teman sampai surga! Aku sangat mencintaimu!” jelas Eunha dengan bahagia lalu memeluk Lucas dengan erat.

***

Selesai

Tinggalkan komentar